Anak Muntah Setelah Menyusu, Bagaimana Mengatasinya?

Anak Muntah Setelah Menyusu, Bagaimana Mengatasinya?

22 December 2022

ASI (Air Susu Ibu) terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan bayi. Namun, beberapa dari orang tua sering mengeluhkan bayi muntah setelah minum ASI. Sebagian bayi bahkan mengalaminya hampir setiap kali selesai menyusu. 

Bayi muntah setelah minum ASI dikenal dengan istilah gumoh. Gumoh dikatakan normal apabila tidak menyebabkan bayi rewel atau sesak napas. Meskipun dapat dicegah, kondisi tersebut tidak memerlukan penanganan khusus, dan normal terjadi.

Umumnya, bayi muntah setelah minum ASI akan berlangsung hingga usia 4–5 bulan. Setelah itu, gumoh akan berhenti dengan sendirinya.

Apa penyebab bayi “gumoh” setelah minum ASI?

Gumoh disebabkan oleh ASI atau susu yang ditelan bayi kembali ke kerongkongan, karena otot di saluran pencernaan bayi, yaitu di bagian kerongkongan dan lambung, masih lemah. Kondisi ini disebut sebagai refluks atau GER (Gastroesofageal Reflux) pada bayi. 

Kemungkinan terjadinya refluks pada bayi karena kondisi lambungnya yang terbilang masih kecil, sehingga cepat penuh. 

Refluks juga dapat terjadi karena katup pada kerongkongan yang belum terbentuk sempurna, sehingga belum bisa bekerja dengan optimal untuk menahan isi lambung

Bagaimana agar bayi tidak “gumoh” setelah minum ASI? 

  • Upayakan posisi kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya saat menyusu
  • Posisikan tubuhnya tetap tegak setelah menyusu, agar bayi dapat lebih mudah bersendawa
  • Biarkan bayi menyusu dalam keadaan tenang untuk mencegah bayi mengisap terlalu banyak udara bersamaan dengan ASI
  • Biasakan bayi menyusu secukupnya, tapi lebih sering. 
  • Biarkan bayi sendawa terlebih dahulu setiap kali habis menyusu sebelum berganti payudara, merebahkan atau menidurkannya
  • hindari menggendong bayi untuk sendawa dengan posisi perut bayi tepat di bahu bunda untuk mengurangi tekanan pada perutnya
  • Hindari menggoyangkan bayi atau membuat bayi aktif segera setelah menyusu
  • Hindari bepergian dengan kendaraan sesaat setelah bayi menyusu
  • Jika bayi sudah cukup besar, posisikan agar ia duduk sekitar 30 menit setelah menyusu
  • Posisikan kepala bayi sedikit lebih tinggi saat tidur dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu dan kepala. Sebaiknya hindari menggunakan bantal pada bayi

Apa yang perlu diwaspadai? 

Walaupun bayi muntah setelah minum ASI sering kali disebabkan oleh gumoh yang normal, orang tua harus tetap mewaspadai jika bayi muntah disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Demam
  • Kurang mau atau tidak mau menyusu sama sekali
  • Timbul ruam
  • Sulit tidur dan rewel
  • Ubun-ubun tampak menonjol
  • Perut bengkak
  • Sesak napas
  • Muntah disertai darah atau cairan hijau
  • Muntah terus menerus lebih lebih dari satu atau dua hari
  • Mengalami dehidrasi, yang ditandai dengan bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil

jika anak memiliki masalah dalam menyusu atau menolak untuk menyusu dan gumoh lebih sering daripada biasanya terutama jika disertai dengan tanda waspada, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak dan konsultan laktasi ya bunda! 

sumber : 

  1. National Health Service. Breastfeeding Challenge. Diakses 11 Desember 2022 dari https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/breastfeeding-challenges/reflux/
  2. Seattle Children's Hospital (2022). Spitting Up – Reflux.
  3. Bhargava, H. D. WebMD (2020). Baby Spitting Up.

Seberapa Sehat Paru Kamu? Ini Beberapa Pemeriksaan Yang Bisa dilakukan di Rumah

25 March 2025

Kesehatan paru-paru sangat penting untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal. Selain pemeriksaan medis di fasilitas kesehatan, beberapa tes kesehatan paru sederhana dapat dilakukan di rumah untuk memantau kondisi pernapasan dan mendeteksi dini gangguan paru-paru.

Read more

Sakit Gigi Berujung ke Penyakit Jantung?

19 March 2025

Endokarditis adalah peradangan pada lapisan dalam jantung (endokardium), yang umumnya melibatkan katup jantung. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi juga dapat dipicu oleh jamur atau kondisi medis tertentu. Salah satu faktor risiko terjadinya endokarditis adalah infeksi pada gigi dan mulut, seperti karies gigi dan penyakit periodontal. Bakteri dari infeksi gigi dapat masuk ke aliran darah dan menempel pada katup jantung, menyebabkan peradangan dan infeksi yang dikenal sebagai endokarditis infektif. Jika tidak ditangani, endokarditis dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk gagal jantung dan emboli septik.

Read more

Puasa Sebelum Berolahraga, Apa Saja Manfaatnya?

19 March 2025

Puasa adalah praktik yang telah dilakukan selama berabad-abad, baik karena alasan keagamaan maupun kesehatan. Salah satu tren yang semakin populer adalah melakukan olahraga dalam kondisi berpuasa, yang diyakini memiliki berbagai manfaat fisiologis. Berolahraga saat puasa dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, pembakaran lemak, serta kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Read more